Perkembangan Teknologi Komunikasi
Perkembangan teknologi merupakan sesuatu
yang tidak bisa dihindari dalam era modernisasi ini. Seringnya kebanyakan
orang, terutama dari generasi yang lebih tua, berpikir hidup tidak semudah ini
di masa lampau, di mana berkomunikasi seringnya bergantung pada telefon.
Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang membuat komunikasi melalui telefon
kabel di rumah terasa kuno dan tidak efisien. Semakin hari nampaknya manusia
memang berlomba-lomba untuk mempermudah akses bukan hanya komunikasi, tapi juga
hiburan, yang kemudian biasanya dikemas menjadi sebuah barang elektronik
multifungsi. Dalam berbagai dekade, perkembangan teknologi menunjukkan semakin
kreatifnya manusia.
Sejarah penemuan televisi itu terdapat berbagai orang maunpun
organisasi yang terlihat di dalamnya. Dari perkembangan ide sampai menjadi
sebuah mesin elektronik bernama televisi, dibuat dengan kerja keras dari
berbagai pihak.
Berikut sejarah perkembangan televisi :
Berikut sejarah perkembangan televisi :
1876
– George Carey menciptakan selenium camera, yang memiliki gambaran supaya
seseorang dapat melihat listrik.
1881,
Ide dari penggunaan scanning untuk mengirim gambar dimasukkan untuk sebenarnya
penggunaan praktis pantelegraph.
1884,
Seorang mahasiswa di German bernama Paul Gottlieb Nipkow mematenkan pertama
kali elektromekanik sistem pada televisi yang bekerja dengan pemindaian disk,
pemintalan sebuah disk dengan sejumlah lubang sulur yang menuju pusat. Pada
lubang yang sama di interval dalam rotasi disk akan memungkinkan cahaya untuk
melewati setiap lubang dan menuju selenium sensor yang menghasilkan listrik
pulses. Disebut dengan teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.
1897, Karl Ferdinand Braun menciptakan CRT dengan layar yang dapat
berpendar jika terkena sinar. Inilah awal dasar sejarah televisi layar berbasis
tabung.
1900,
Sejarah penggunaan nama televisi malah baru pertama kali ditemukanpada tahun
ini. Adalah Constatin Perskyl yang menyebutkan tele(jauh) dan tampak (vision).
yang jika digabung menjadi television.
1907, Dua orang bernamaBoris Rosing dan Campbell Swinton melakukan percobaan terpisah yang menggunakan sinar katoda untuk dapat mengirim gambar.
1925,
John Logie Baird asal skotlandia menunjukkan transmisi dari gambar bayangan
hitam bergerak di London.
Dia juga yang menemukan sistem video recording untuk pertama kalinya.
1927 – Sejarah dalam pengembangan televisi modern pertama ditemukan oleh Philo T Farnsworth. Seorang ilmuwah asal Utah, Amerika Serikat. Mengapa demikian? hal ini disebabkan gagasannya tentang image dissector yang menjadi dasar televisi.
1929
– Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan perkembangan tabung katoda dan
kemudian menamakannya dengan kinescope. Temuannya sebenarnya hanya
mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.
1940
– Ini adalah awal perkembangan televisi warna pertama. Seseorang bernama Peter
Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
1956, Robert Adler dan Eugene Polleymenemukan remote televisi. Yang tujuan sebenarnya adalah untuk menghindari iklan.
1975 – Larry Weber seorang ilmuwan dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
1979, Perusahaan kodak menciptakan OLED (organic light emitting diode), Pada tahun yang sama Walter Spear dan Peter Le Comber membuat LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.
1981, NHK sebuah stasiun televisi di negara Jepang mendemonstrasikan sebuah sejarah baru yaitu teknologi HDTV.
1995 – Masih ingat dengan Larry Weber, Pada tahun ini dia berhasil mengelesaikan proyek layar plasmanya. Ia menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang.
2000 tahun ke atas, Pengembanga produk LCD, Plasma bahkan CRT. Dan menyusul perkembangan sejarah dari televisi digital.
Dampak sosial
Dampak bagi anak-anak
Sejak akhir 1990-an, semakin banyak orang tua yang
mengizinkan bayinya
menonton televisi seiring dengan semakin banyaknya produk DVD yang diiklankan dapat
membantu perkembangan bahasa dan kognitif bayi. Namun demikian, tidak ada
penelitian yang menunjukkan bahwa menonton televisi sejak usia dini dapat
meningkatkan perkembangan berbahasa anak. Sebaliknya, bukti ilmiah menunjukkan bahwa bayi yang
menonton DVD semacam itu memiliki kemampuan berbahasa yang lebih rendah. Selain
itu, bila kemampuan anak mengenal huruf dan angka diukur pada usia sekolah,
anak yang menonton televisi sebelum berusia 3 tahun memiliki skor yang lebih
rendah daripada anak yang tidak menonton televisi sebelum berusia 3 tahun.
Demikian pula, semakin banyak anak menonton televisi sebelum usia 3 tahun,
semakin tinggi kemungkinannya mengalami masalah perhatian pada usia 7 tahun.
Sebaliknya, menonton acara televisi yang berkualitas dapat
meningkatkan kemampuan kognitif anak usia prasekolah. Acara televisi yang
paling banyak diteliti ialah Sesame Street
yang menunjukkan efek positif untuk pembelajaran bahasa bila ditonton anak usia
3–5 tahun. Sebagai perbandingan, penelitian menunjukkan bahwa acara televisi
tanpa maksud pendidikan—seperti film kartun pada umumnya—tidaklah berhubungan dengan
peningkatan kemampuan berbahasa. Setelah remaja, anak-anak yang pada usia
prasekolah biasa menonton Sesame Street ternyata meraih nilai pelajaran
yang lebih tinggi, lebih banyak membaca buku, dan lebih bermotivasi untuk
meraih prestasi dibandingkan dengan remaja yang pada saat berusia prasekolah
tidak menonton acara tersebut.
Melalui televisi, anak-anak dan remaja juga
dapat belajar mengenai perilaku antikekerasan, empati, toleransi kepada orang
dari ras atau etnis lain, dan rasa hormat kepada orang yang lebih tua.
Informasi mendidik juga dapat diselipkan dalam program yang populer bagi
remaja, misalnya pendidikan mengenai kontrasepsi yang berhasil
dilakukan melalui salah satu episode serial televisi Amerika Serikat, Friends.
Namun demikian, menonton televisi juga berpotensi memberikan
dampak negatif bagi anak-anak dan remaja, seperti perilaku agresif,
penyalahgunaan zat, aktivitas seksual yang berisiko, obesitas,
gangguan pola makan, dan menurunnya prestasi di sekolah. Bila di dalam kamar
anak terdapat televisi, risiko anak mengalami kelebihan berat badan dan
kemungkinan anak merokok
meningkat, anak menjadi kurang membaca dan melakukan hobi lainnya, serta waktu
tidur anak berkurang.
Pada tahun 2001, Akademi Dokter Anak Amerika merekomendasikan
sejumlah hal untuk mengatasi potensi dampak negatif televisi bagi anak-anak dan
remaja, termasuk mengeluarkan televisi dari kamar anak, menghindarkan tontonan
televisi dari anak berusia di bawah 2 tahun, serta mendorong orang tua untuk
menemani anak menonton televisi dan memantau program televisi yang ditonton
anak-anak agar informatif, mendidik, dan tidak berisi kekerasan.
Dampak kesehatan
Karena berkaitan dengan perilaku menetap (sedentary
behavior) seperti duduk dan berbaring dalam waktu lama tanpa mengeluarkan
energi, terlalu banyak menonton televisi ditengarai berdampak negatif bagi
kesehatan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa menonton televisi dalam
waktu lama berasosiasi dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi, tingkat
kebugaran yang lebih rendah, dan tingkat kolesterol
darah yang lebih tinggi. Semakin banyak seseorang menonton televisi pada saat
masih anak-anak, semakin tinggi kemungkinannya untuk mengalami obesitas
pada saat dewasa. Menonton televisi dan perilaku menetap lainnya juga
berasosiasi dengan semakin tingginya risiko kanker
kolorektal, endometrial, ovarium,
dan prostat
serta risiko penyakit
kardiovaskular.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar