ANALISA IKLAN POLITIK
PARTAI NASIONAL DEMOKRAT
(NasDem)
Disusun untuk
memenuhi tugas UAS mata kuliah
Komunikasi
Politik
Disusun
Oleh :
Mirzak Mubarrok
|
102022000006
|
PROGRAM STUDY ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL & POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2013
Analisis Iklan Politik
Iklan dapat menjadi sarana pemasaran yang efektif karena iklan memiliki
sifat persuasive dan hiperbola yang secara otomatis khalayak mudah untuk
mencernanya sehingga iklan menjadi media alternatif yang efektif untuk
mengenalkan atau mempromosikan produk barang dan jasa pada khalayak.
Iklan politik otomatis sangat berpengaruh bagi khalayak apalagi iklan
politik yang memang tujuannya untuk mempersuasi masyarakat walaupun semua
konten dari iklan politik tersebut hanyalah rekayasa belaka dan semuanya penuh
dengan janji-janji yang tidak akan pernah ditepati. Ikaln politik berpengaruh
dari slogannya yang mudah diingat, visi misinya yang sesuai dan dianggap cocok
dengan tujuan hidup bernegara, karena kharisma kandidat, karena biografi dan
prestasi kandidat yang sepak terjangnya sudah jelas. Selain itu juga dibumbui
oleh actor-aktor yang terlibat dalam konten iklan politik. Dari sinilah
khalayak bisa mengenal dan menilai iklan politik dari kandidat kemudian
terpengaruh dan menyukai iklan politik dan kandidat tersebut yang diiklankan.
Menurut pandangan saya, memang sangat disayangkan perkembangan media saat
ini yang ternyata dibuntuti dan ditunggangi oleh para pelaku poltik.
Tidak sedikit para pelaku politik memanfaatkan media massa untuk
merepresentasikan dirinya dan organisasinya yang pada ujung-ujungnya adalah
hanya untuk kepentinmgan kekuasaan. Peranan media massa memang menampung dan
sebagai media untuk menyampaikan informasi penting kepada khalayak termasuk
juga iklan. Namun ternyata sifat iklan yang hiperbola atau melebih-lebihkan
juga dimanfaatkan oleh para pelaku politik. Sehingga dunia periklanan di
Indonesia sudah didominasi atau bahkan dikuasai oleh iklan politik dan
parahnya lagi iklan politik saat ini sudah mulai menodong iklan politik lain
yang merupakan saingannya. Hal ini selaras dengan apa yang dikataka Ketua
Badan Pengawas Periklanan P3I Ridwan Handoyo bahwa ada perubahan iklan politik
di Indonesia. Saat ini, iklan politik lebih untuk membangun brand
awareness, individual awareness, dan party awareness.
Bahkan, iklan sekarang sudah berani menyerang saingannya. Kalau dulu sebatas
ajakan atau sekedar promosi.
Penyebab maraknya periklanan politik dalam kontensasi politik sekarang
karena pada saat ini persaingan dunia politik sudah bukan sekedar
merepresentasikan kandidat beserta visi misinya, melaikan sudah menjulur kerana
pengecaman dan juga menjelak-jelekkan kandidat lain. Dan yang paling menjadi
alasan adalah karena memang iklan politik dianggap efektif untuk mempersuasi
khalayak dan juga untuk sebagai daya saing dari status strata para kandidat
sehingga menganggap iklan politik adalah media alternative yang sangat
menentukan.
Analisa mengenai Iklan Politik Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang
dalam 3 tahun terakhir selalu menjamuri dunia iklan dan hadir dalam beberapa
versi. Namun, ada salah satu versi iklan yang diangkat oleh Partai NasDem yang
menceritakan bapak paruh baya yang setia menjaga pintu perlintasan kereta api
dengan sukarela. Dalam tayangan, dimunculkan gambar bapak paru baya dan
tertulis “UDIN FALFUDIN (40 TAHUN) Relawan Lintasan Kereta Api, Serang Banten
Sejak 1969 Setia Menjaga Pengguna Jalan.” Jika diperhatikan iklan ini terdapat
keganjalan, pasalnya Udin menjaga pintu kereta sejak 1969 sampai sekarang,
2013. Artinya, Udin sudah 44 tahun menjalani profesinya tersebut. Dilihat dari
umur yang diinformasikan dalam iklan, Udin berumur 40 tahun. Artinya, Udin
menjadi relawan lintasan kereta api empat tahun sebelum lahir. Dari sini iklan
parta politik yang menokohkan surya paloh ini sudah jelas keanehannya. Apakah
itu memang disengaja atau kesalahan dari pihak editor. Namun yang jelas iklan
ini terlihat sekali hiperbolanya. Dan bukan hanya itu analisis saya terhadap
iklan politik partai NasDem. Seperti yang masyarakat ketahui bahwa tokoh partai
NasDem adalah Surya Paloh yang juga merupakan pemilik stasiun televisi Metro
TV. Dari sini Surya Paloh seakan-akan memanfaatkan stasiun televisinya tersebut
untuk mempromosikan Partai Politiknya itu. Ini sudah termasuk doktrin yang luar
biasa terhadap masyarakat yang menonton Metro TV apalagi pada hakekatnya media
itu harus Independen tidak terikat pada kepemilikan dan kepentingan kelompok
lain apalagi kepentingan ParPol. Dan yang paling menjadi tanda Tanya adalah
apakah iklan Partai NasDem ini sudah memenuhi syarat sebagai iklan politik?
Misalnya, iklan partai NasDem sudah punya ijin untuk tayang apa tidak?, Sudah
bayar biaya pajak untuk tayang apa tidak? Karena di Metro TV iklan partai
NasDem menjadi suguhan utama dan selalu hadir dengan versi-versi barunya.