Senin, 15 Juli 2013

ANALISIS IKLAN PARTAI POLITIK


ANALISA IKLAN POLITIK
PARTAI NASIONAL DEMOKRAT
(NasDem)


Disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah
Komunikasi Politik






Disusun Oleh :
Mirzak Mubarrok
102022000006


PROGRAM STUDY ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL & POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2013

Analisis Iklan Politik


Iklan dapat menjadi sarana pemasaran yang efektif karena iklan memiliki sifat persuasive dan hiperbola yang secara otomatis khalayak mudah untuk mencernanya sehingga iklan menjadi media alternatif yang efektif untuk mengenalkan atau mempromosikan produk barang dan jasa pada khalayak.

Iklan politik otomatis sangat berpengaruh bagi khalayak apalagi iklan politik yang memang tujuannya untuk mempersuasi masyarakat walaupun semua konten dari iklan politik tersebut hanyalah rekayasa belaka dan semuanya penuh dengan janji-janji yang tidak akan pernah ditepati. Ikaln politik berpengaruh dari slogannya yang mudah diingat, visi misinya yang sesuai dan dianggap cocok dengan tujuan hidup bernegara, karena kharisma kandidat, karena biografi dan prestasi kandidat yang sepak terjangnya sudah jelas. Selain itu juga dibumbui oleh actor-aktor yang terlibat dalam konten iklan politik. Dari sinilah khalayak bisa mengenal dan menilai iklan politik dari kandidat kemudian terpengaruh dan menyukai iklan politik dan kandidat tersebut yang diiklankan.

Menurut pandangan saya, memang sangat disayangkan perkembangan media saat ini yang ternyata  dibuntuti dan ditunggangi oleh para pelaku poltik. Tidak sedikit para pelaku politik memanfaatkan media massa untuk merepresentasikan dirinya dan organisasinya yang pada ujung-ujungnya adalah hanya untuk kepentinmgan kekuasaan. Peranan media massa memang menampung dan sebagai media untuk menyampaikan informasi penting kepada khalayak termasuk juga iklan. Namun ternyata sifat iklan yang hiperbola atau melebih-lebihkan juga dimanfaatkan oleh para pelaku politik. Sehingga dunia periklanan di Indonesia sudah didominasi atau bahkan dikuasai oleh iklan politik  dan parahnya lagi iklan politik saat ini sudah mulai menodong iklan politik lain yang merupakan saingannya. Hal ini selaras dengan  apa yang dikataka Ketua Badan Pengawas Periklanan P3I Ridwan Handoyo bahwa ada perubahan iklan politik di Indonesia. Saat ini, iklan politik lebih untuk membangun brand awareness, individual awareness, dan party awareness. Bahkan, iklan sekarang sudah berani menyerang saingannya. Kalau dulu sebatas ajakan atau sekedar promosi.

Penyebab maraknya periklanan politik dalam kontensasi politik sekarang karena pada saat ini persaingan dunia politik sudah bukan sekedar merepresentasikan kandidat beserta visi misinya, melaikan sudah menjulur kerana pengecaman dan juga menjelak-jelekkan kandidat lain. Dan yang paling menjadi alasan adalah karena memang iklan politik dianggap efektif untuk mempersuasi khalayak dan juga untuk sebagai daya saing dari status strata para kandidat sehingga menganggap iklan politik adalah media alternative yang sangat menentukan.

Analisa mengenai Iklan Politik Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang dalam 3 tahun terakhir selalu menjamuri dunia iklan dan hadir dalam beberapa versi. Namun, ada salah satu versi iklan yang diangkat oleh Partai NasDem yang menceritakan bapak paruh baya yang setia menjaga pintu perlintasan kereta api dengan sukarela. Dalam tayangan, dimunculkan gambar bapak paru baya dan tertulis “UDIN FALFUDIN (40 TAHUN) Relawan Lintasan Kereta Api, Serang Banten Sejak 1969 Setia Menjaga Pengguna Jalan.” Jika diperhatikan iklan ini terdapat keganjalan, pasalnya Udin menjaga pintu kereta sejak 1969 sampai sekarang, 2013. Artinya, Udin sudah 44 tahun menjalani profesinya tersebut. Dilihat dari umur yang diinformasikan dalam iklan, Udin berumur 40 tahun. Artinya, Udin menjadi relawan lintasan kereta api empat tahun sebelum lahir. Dari sini iklan parta politik yang menokohkan surya paloh ini sudah jelas keanehannya. Apakah itu memang disengaja atau kesalahan dari pihak editor. Namun yang jelas iklan ini terlihat sekali hiperbolanya. Dan bukan hanya itu analisis saya terhadap iklan politik partai NasDem. Seperti yang masyarakat ketahui bahwa tokoh partai NasDem adalah Surya Paloh yang juga merupakan pemilik stasiun televisi Metro TV. Dari sini Surya Paloh seakan-akan memanfaatkan stasiun televisinya tersebut untuk mempromosikan Partai Politiknya itu. Ini sudah termasuk doktrin yang luar biasa terhadap masyarakat yang menonton Metro TV apalagi pada hakekatnya media itu harus Independen tidak terikat pada kepemilikan dan kepentingan kelompok lain apalagi kepentingan ParPol. Dan yang paling menjadi tanda Tanya adalah apakah iklan Partai NasDem ini sudah memenuhi syarat sebagai iklan politik? Misalnya, iklan partai NasDem sudah punya ijin untuk tayang apa tidak?, Sudah bayar biaya pajak untuk tayang apa tidak? Karena di Metro TV iklan partai NasDem menjadi suguhan utama dan selalu hadir dengan versi-versi barunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar